• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Makalah Komunitas Keperawatan

 

BAB I
PENDAHULUAN

I.    Latar Belakang
Di Rusia tahun 2002 yang lalu, peredaran pemalsuan obat di sana mencapai 12 persen dari jumlah obat yang beredar. Hal ini mengakibatkan ruginya perusahaan farmasi di negara tersebut hingga lebih dari $ 250 juta. Sedangkan di Indonesia perembesan pasar obat palsu ini baru mencapai nilai 4-5 persen industri obat nasional.
Walau lebih kecil masalah diperparah dengan kenyataan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia yang di tingkat bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan obat untuk mengobati penyakit, namun di sisi lain harga obat yang ada di luar kemampuan mereka untuk membeli.
Permintaan yang tinggi dari kelompok masyarakat ini, kadang tidak dapat ditutupi oleh pasokan. Hingga akhirnya muncul pasar-pasar baru untuk menutupinya. Namun celakanya yang timbul malah obat palsu. Maka obat-obat generic lebih sulit diketahui karena ciri-cirinya sukar dikenali. Kini obat generic palsu telah beredar hingga ke pelopsok-pelosok desa. Di kios-kios atau warung obat-obat ini dijual dalam kemasan plastik berisi beberapa jenis obat untuk sekali minum (setelan), terutama obat pegal, flu, atau penambah nafsu makan.

II.    Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyususnan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memehami peredaran obat palsu di masyarakat
Adapun tujuannya adalah
1.    Mengetahui pengertian obat palsu
2.    Mengidentifikasi obat palsu
3.    Mengetahui cara menghindari obat palsu
4.    Mengetahui jenis-jenis obat palsu yang diisukan telah beredar
5.    Memilih obat asli untuk dapat dokonsumsi oleh masyarakat
III.    Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini kamai hanya membahas tetang peredaran obat palsu di masyarakat berikut ciri-ciri obat palsu, pencegahan obat palsu dan pemilihan obat yang asli untuk dapat dikonsumsi.

IV.    Metode Pengumpulan Data
Beberapa pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini antara lain :
1.    Studi kepustakaan
2.    Diskusi dengan anggota kelompok
3.    Download dari alamat-alamat situs info obat palsu di internet

V.    Sistematika Penulisan
Untuk memepermudah dalam memahami makalah ini, maka penyusun sajikan sebagai berikut :
    BAB I PENDAHULUAN; Dalam bab ini dijelaskan tentang Latar Belakang, maksud dan Tujuan, Pembatasan masalah, Metode Pengumpulan Data,
    BAB II KAJIAN TEORI; Dalam bab ini dijelaskan pengertian obat, pengertian obat palsu, pengertian obat kadaluarsa, jenis-jenis obat, pemberian obat, dan pengertian efek samping obat.
    BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN; Dalam bab ini dijelaskan tentang ……………….
    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN; Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan yang didapat dari pembahasan, dan saran mengenai makalah ini untuk pemahaman lebih lanjut.





BAB II
KAJIAN TEORI

I.    Pengertian obat


II.    Pengertian obat palsu
Permenkes No 242/Menkes/SK/V/1990 menyebutkan, obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan, obat yang tidak terdaftar, dan obat yang kadar zat khasiatnya menyimpang lebih dari 20% di bawah batas kadar yang ditetapkan.

III.    Pengertian obat kadaluarsa

Obat kedaluwarsa sebenarnya asli, hanya secara farmasetik - berdasarkan prediksi waktu - obat itu dinyatakan sudah tidak memenuhi persyaratan kadar zat aktif menurut standar farmakope Indonesia. Persyaratan kadar obat dianggap tidak memenuhi syarat apabila kadarnya di bawah 90%, atau melebihi 105%, tergantung jenis obatnya.

IV.    Jenis-jenis Obat

V.    Macam








BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


VI.    Contoh-contoh kasus obat-obat palsu
A.    Kasus I
Depkes mengumumkan 15 merek obat yang dipalsukan. Ini baru temuan kecil dibandingkan dengan sekitar 18 ribu obat palsu yang beredar di pasaran.
Temuan 15 merek obat palsu ini, diakui Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Departemen Kesehatan, Sampoerno, adalah langkah yang amat kecil. Kajian ini belum mencerminkan gurita dunia obat palsu. Sesuai dengan perkiraan Ahaditomo, Ketua Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), ada sekitar 20 persen merek obat yang dipalsukan. Artinya, dengan total obat beredar 9.000 merek, diperkirakan ada 1.800 merek obat palsu yang beredar di pasaran. Perkiraan lain datang dari Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi, Anthony Ch. Sunarjo. Obat palsu, menurut Anthony, sekitar 10-30 persen dari total obat yang beredar.
B.    Kasus II
Desember 2006 dan Januari 2007, Pikiran Rakyat memberitakan peredaran obat palsu yang semakin tinggi di wilayah Jawa Barat. Menjamurnya toko-toko obat (bukan apotek) tanpa izin di Kota Bandung kian memperparah keadaan. Selain itu, karena kreativitas para pemalsu, konsumen semakin sulit membedakan tampilan fisik obat palsu dengan yang asli, karena warna, bentuk, bahkan kemasannya dibuat sama. Dari sisi harga, ada yang sama dengan aslinya, ada pula yang jauh lebih murah.
C.    Kasus III
Beberapa tahun lalu pernah beredar obat malaria di daerah transmigrasi, Sumatra. Obat ini tidak berisi zat aktif, melainkan hanya terdiri dari zat tepung yang dicetak mirip obat. Buntutnya, korban yang mengonsumsi obat tersebut meninggal dunia, sementara industri farmasi yang produknya dipalsu mengalami penurunan omzet untuk sementara waktu.
D.    Kasus IV
Awal tahun 2007, Badan Pengawas Obat dan Makanan menemukan obat impor tanpa registrasi Depkes RI di pasaran. Obat-obatan ini umumnya buatan Thailand dan India. Padahal, berdasarkan aturan, obat impor juga harus didaftarkan dan diberi nomor registrasi, serta memenuhi persyaratan farmasetik, bioavailibilitas, efektif, dan aman
++bagi pasien.
E.    Kasus V
SUATU siang di tengah keramaian Pasar Pramuka, Jakarta. Seseorang yang mengaku sebagai dokter--sebut saja namanya Albert--tampak asyik berbelanja di bursa obat tak resmi di kawasan Jakarta Timur itu. Albert, yang katanya berpraktek di Tanjungpriok, Jakarta Utara, sibuk memilih puluhan dos berisi tablet, kapsul, salep, cairan infus, dan beberapa bahan injeksi. "Untuk kebutuhan pasien di klinik saya," katanya.
Seorang dokter berbelanja obat-obatan di Pasar Pramuka? Begitulah. Sudah menjadi rahasia umum, Pasar Pramuka adalah pasar obat tak resmi yang tak hanya dikunjungi konsumen biasa, tapi juga kalangan dokter dan pengelola apotek. Telah pula menjadi pengetahuan umum publik, di pasar ini banyak beredar obat-obat "aspal", obat palsu berkemasan seperti obat asli yang dijual dengan harga miring.

VII.    Kriteria kemasan berpengaman yang baik dalam obat
Pemalsuan terhadap obat farmasi di Indonesia banyak dilakukan terhadap kemasan, komposisi kandungan dan merek. Walau hanya kemasan namun ia memiliki fungsi yang sangat penting dalam obat-obatan farmasi. Maka tidak aneh jika banyak orang bilang sulit sekali membedakan antara obat asli dan palsu. Salah satu cara paling mudah untuk mengenalkan masyarakat keaslian obat adalah dengan kemasannya.
”Kemasan berpengaman itu paling mudah disosialisasikan, karena kemasannya sangat khas dan sulit dipalsu”, terang Paulus Maryadi dari Pura Group, sebuah produsen kemasan berpengaman terbesar di Indonesia. Sebetulnya sampai sekarang belum didapat data jelas berapa persen pemalsuan obat yang dilakukan dengan modus pemalsuan kemasan.  Kriteria kemasan berpengaman yang baik menurutnya lagi harus mewakili lima unsur, yaitu berteknologi tinggi, mudah dideteksi tanpa memerlukan alat, sulit ditiru keasliannya, memiliki tingkat pengamanan yang berlapis, serta diproduksi khusus dalam satu kesatuan tempat dan tidak dijual bebas.
Pengaman kemasan yang diterapkan beberapa obat tersebut meliputi security printing (pengaman cetak), security ink (pengaman tinta), security paper (pengaman kertas) dan security hologram (pengaman hologram). Khusus untuk security hologram yang diterapkan pada aluminium foil, Indonesia telah diakui dunia sebagai tempat pertama yang menerapkan teknologi tersebut. Sistem pengaman berlapis itulah yang diharapkan mampu menjadi pagar pembatas antara obat palsu dan asli yang beredar di pasaran. Meskipun belum banyak perusahaan obat sekarang menggunakannya, namun diharapkan hal ini bisa menjadi langkah awal kepedulian para pengusaha obat terhadap masalah obat palsu ini

VIII.    Tips menghindari obat palsu
Untuk keamanan dan agar mendapatkan efektivitas obat secara optimal, sebaiknya pasien dapat menggali informasi tentang obat yang sedang diminumnya. Informasi itu dapat diperoleh dari dokter yang memberikan resep atau apoteker di apotek tempat membeli resep tersebut.
Langkah awal untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu pengobatan adalah membeli atau memperoleh obat di tempat yang benar. Beberapa tips membeli obat yang baik untuk menghindari obat palsu adalah :
1.    Perhatikan nomor registrasi sebagai tanda sudah mendapat izin untuk dijual di Indonesia
2.    Periksalah kualitas keamanan dan kualitas fisik produk obat tersebut
3.    Periksalah nama dan alamat produsen apakah tercantum dangan jelas
4.    Teliti dan lihatlah tanggal kadaluarsa
5.    Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter (ethical/obat keras), belilah hanya di apotek berdasarkan resep dokter
6.    Baca indikasi, aturan pakai, peringatan, kontra indikasi, efek samping, cara penyimpanan, dan semua informasi yang tercantum pada kemasan
7.    Tanyakan informasi obat lebih lanjut pada apoteker di apotek
Setelah membeli obat di tempat yang benar penggunaan obat yang tepat merupakan faktor penting untuk memperoleh khasiat yang optimal dari suatu obat. Untuk itu bebepa hal yang perlu diperhatikan dalam pengguanaan obat, yaitu:
1.    Baca aturan pakai pada label atau etiket setiap anda akan mengguanakan obat
2.    Untuk menghindari kesalahan jangan mengguanakan obat di tempat gelap
Makalah Komunitas Keperawatan 4.5 5 Unknown BAB I PENDAHULUAN I.    Latar Belakang Di Rusia tahun 2002 yang lalu, peredaran pemalsuan obat di sana mencapai 12 persen dari jumlah obat ...


No comments:

Post a Comment

Aturan Berkomentar :

1. Menggunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang Berkomentar spam, flood, junk, iklan, sara, sex dsb.(Komentar Akan Saya Hapus)
3. Silahkan gunakan OpenID untuk mempermudah blogwalking

J-Theme