Askep atau asuhan
keperawatan untuk penyakit hipertensi, hipertensi adalah peningkatan
abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, ).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).
Imu
pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan kronis
(yaitu meningkat secara berlahan-lahan, bersifat menetap) dalam tekanan
darah arteri sistolik yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi
tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suau pola yang khas. (Wolff.2006
: h 62)
Hipertensi
didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional
tentang hipertensi “ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh
utama tekanan darah tinggi pada penyakit kardiovaskular. (Anderson :
2006. h 582)
Darah
tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang
berada pada tingkatan diatas normal. Konsekwensi dan keadaan ini adalah
timbulnya penyakit yang menggangu tubuh penderita. Dalam penyakit
hipertensi merupakan masalah kesehatan dan memerlukan penanggulangan
dengan baik. (Sudjaswandi : 2002. h 17)
Tekanan
darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi adalah salah satu resiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal
jantung kronis. (weblog, wikipedia indonesia)
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem
peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan
memelihara peredaran melalui saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung
Vena membawa dara ke jantung
Kapiler
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan
jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe
mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang
dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.
Denyut
arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri
temporalis diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan
mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,
dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan
denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti
siklus jantung 70 kali per menit.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison ) Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
- Genetik:
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na. - Obesitas:
terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat. - Stress Lingkungan
- Hilangnya
Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan
etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
- Hipertensi
Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. - Hipertensi
Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang
diterukan ke sel
jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.
jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.
Manifestasi
klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan
tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,
muka pucat suhu tubuh rendah. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
- Penatalaksanaan Non Farmakologis.
- Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma. - Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang. - Penatalaksanaan
Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Test
diagnostic.
- Hb/Ht:
untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia. - BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
- Glucosa :
Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. - Urinalisa
: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM. - CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
- EKG :
Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. - IUP :
mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal. - Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
· ANALISA DATA
NO
|
TGL / JAM
|
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
1
|
Diisi pada saat tanggal pengkajian
|
Berisi data subjektif dan data
objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan
|
masalah yang sedang dialami pasien
seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola
aktiviatas,dll
|
Etiologi berisi tentang penyakit
yang diderita pasien
|
·
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
- Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
- Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
- Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangn
·
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
PERENCANAAN
|
1
|
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi
pembuluh darah. |
Curah jantung kembali normal. Dengan Kriteria Hasil :
Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah / beban
kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien. |
|
2
|
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. |
aktivitas kembali normal.
Kriteria Hasil :
Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di
inginkan / diperlukan,
melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. |
|
3
|
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler cerebral. |
Nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria Hasil :
Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan tulang / terkontrol,
mengungkapkan
metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment farmakologi yang diresepkan. |
|
4
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake
nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton. |
Kebuituhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
klien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi
dengan kegemukan,
menunjukan perubahan pola makan, melakukan / memprogram olah raga yang tepat secara individu. |
|
5
|
Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme
koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic. |
Koping individu menjadi efektif
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan
konsekkuensinya, menyatakan
kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi, mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari dan mengubahnya. |
|
6
|
Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi
|
Pengetahuan klien tentang proses penyakit meningkat setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
|
|
No comments:
Post a Comment
Aturan Berkomentar :
1. Menggunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang Berkomentar spam, flood, junk, iklan, sara, sex dsb.(Komentar Akan Saya Hapus)
3. Silahkan gunakan OpenID untuk mempermudah blogwalking