BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
pada hakikatnya selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial.
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan yang sama, baik dari segi fisik,
psikologis, hingga lingkungan geografis, sosiologis dan ekonomis. Dari
perbedaan itulah muncul interdependensi yang mendorong manusia untuk
berhubungan dengan sesamanya sehingga membuat manusia itu ingin selalu hidup
berdampingan dengan orang lain. Hal inilah yang menimbulkan tata cara, perilaku
dan pola hidup yang dalam waktu lama akan menjadi kebiasaan bersama (common
habbit). Kemudian dari kebiasaan tersebut terciptalah suatu kebudayaan.
Kebudayaan
tersebut tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi terbentuk dari
kebiasaan-kebisaan masyarakat yang secara turun-temurun terus berkembang
sehingga terciptalah kebudayaan. Dari kebudayaan tersebut terciptalah tujuh
unsur kebudayaan universal yang menjadi simbol dari kebudayaan secara universal.
Kebudayaan memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang tradisi atau kebiasaan
yang berlaku sehingga tradisi atau adat istiadat yang ada di dalam masyarakat
tersebut bisa dilaksanakan dengan tepat oleh generasi selanjutnya karena
kebudayaan berifat turun temurun.
Dalam
sebuah kebudayaan selalu terdapat cultural universal.Cultural universal
diterjemahkan menjadi kebudayaan yang universal atau kebudayaan
semesta.Unsur-unsur terbesar dalam satu kerangka kebudayaan dapat dijumpai pada
setiap kelompok pergaulan hidup manusia dimanapun didunia ini.Ada tujuh unsur
kebudayaan universal. Adapun yang merupakan tujuh unsur kebudayaan universal
adalah peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian
hidup (ekonomi), sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian,
sistem ilmu dan pengetahuan, dan sistem kepercayaan (religi).
Berdasarkan
dari Latar belakang diatas Kami bermaksud ingin mengetahui bagaimana Cultural
Universal pada masyarakat khususnya di Yogyakarta.Maka kami mengambil judul “Cultural
Universal Pada Masyarakat Yogyakarta”sebagai judul makalah kami.
B. Identifikasi Masalah
Masalah
yang dapat dianalisis dari latar belakang diatas adalah Unsur-unsur Cultural
Universal pada masyarakat di Yogyakarta. Adapun unsur tersebut meliputi :
1.
Unsur Teknologi
2.
Unsur Mata Pencaharian
3.
Unsur Kemasyarakatan
4.
Unsur Bahasa
5.
Unsur Kesenian
6.
Unsur Pengetahuan
7.
Unsur Religi
C. Tujuan penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Cultural Universal
pada masyarakat Yogyakarta.
D. Batasan Masalah
Dalam
permasalahan ini kami membatasi hanya mencakup mengenai Cultural Universal yang
ada pada masyarakat Yogyakarta.
E. Kerangka Pemikiran
Agar
penelitian lebih terarah maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang logis
dan sistematis sebagai kerangka acuan dalam melakukan pemecahan masalah dari
hasil penelitian.Berikut adalah rencana pemecahan masalah yang digambar melalui
Flow Chart Pemecahan masalah.
F. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh kami adalah menggunakan
metode studi Pustaka yaitu dengan mencari data diberbagai sumber-sumber
tertulis.
G. Sistematika Penulisan
Berikut
adalah sistematika penulisan yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini
yaitu, Latarbelakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,batasan masalah,
kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan, kajian teoritis,
pembahasan, dan penutup.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Teknologi
adalah pembuatan, penggunaan, dan pengetahuan alat, mesin, teknik, pertukangan,
sistem, atau metode organisasi untuk menyelesaikan suatu masalah atau
mengerjakan suatu fungsi tertentu.
Orientasi
adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yg tepat dan
benar.
Nontoni
(bahasa Jawa) adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan
dikawininya. Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai
pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin
putri.
Tarub
(bahasa Jawa) adalah hiasan janur kuning yang dipasang tepi tratag yang terbuat
dari bleketepe.
Upacara
nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri,
satu sampai dua hari sebelum pernikahan.
Midodareni
berasal dari kata dasar widodari (bahasa Jawa) yang berarti bidadari yaitu
putri dari surga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.
Langkahan
berasal dari kata dasar langkah (bahasa Jawa) yang berarti lompat, upacara
langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang
belum nikah.
Ijab
atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin.
Panggih
(bahasa Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara
panggih bisa dilaksanakan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Teknologi
Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki perkembangan sistem teknologi yang cukup tinggi,
perubahan teknologinya juga cukup cepat.Hal ini dikarenakan Yogyakarta
merupakan salah satu kota pendidikan yang progresif menerima perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Kota Yogyakarta juga memiliki banyak universitas
yang memiliki orientasi kepada riset dan penelitian, sehingga perkembangan
teknologi dan informasi yang mutakhir dapat didapat dengan mudah. Salah satu
alasan kenapa informasi dapat diakses dengan mudah di kota ini karena
persinggungan dan kerja sama dengan universitas-universitas dari luar negeri.
Salah
satu kemudahan untuk mengakses teknologi adalah tersedianya banyak
warnet-warnet (warung internet) di kota Yogyakarta ini. Masyarakat awam dan
masyarakat akademik sangat mudah dalam mengakses internet, sehingga batas-batas
informasi dari berbagai negara menjadi sangat kecil, atau bisa dikatakan
masyarakat Yogyakarta sangatmelek informasi.
Namun
cepatnya perubahan tentu saja tidak semuanya memberikan dampak yang positif
bagi kota Yogyakarta, ada saja ketegangan-ketegangan yang terjadi antara kultur
masyarakat Yogyakata yang memegang tradisi dan masyarakat Yogyakarta yang
modern, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Jaques Delors dan
Mudyahardjo, diantara ketegangan yang terjadi di masyarakat Yogyakarta adalah:
- Ketegangan antara global dan lokal
- Ketegangan antara universal dan individual
- Ketegangan antara tradisi dan kemoderenan
- Ketegangan antara pertumbuhan jangka panjang dan jangka pendek
- Ketegangan antara perluasan pengetahuan dengan kemampuan manusia untuk mencernanya
- Ketegangan antara spiritual dan material
B. Sistem Mata Pencaharian
Sebagian
besar sistem mata pencaharian(perekonomian) di Yogyakarta disokong oleh hasil
cocok tanam, berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan wayang kulit, dan
kerajinan anyaman), danwisata. Namun ada juga sebagian warga yang hidup dari
ekspansi dunia pendidikan sepertirumah kost buat mahasiswa.Merupakan
pemandangan yang biasa ketika anda sampai di stasiun Yogyakarta atau di halte
khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akandisambut oleh banyak
tukang becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat tujuan manasaja yang
layak untuk anda nikmati seperti toko baju, toko bakpia, mal, atau sekadar
membel cinderamata. Anda pun akan heran setelah tukang becak itu mengajak
anda berkeliling kotaseharian, mereka hanya akan meminta bayaran yang rendah.
Mengapa bisa demikian?Ternyata mereka juga sudah mendapat bagian dari
mengantarkan anda ke toko-toko tadi.
1. Sektor Pertambangan dan
Energi
Di
bidang pertambangan dan energi, terdapat 28 jenis bahan galian, naik dari
golongan Bmaupun golongan C yang mendominasi adalah batu kapur putih memiliki
potensi yang cukuptinggi, yaitu sebesar 621.073,6 ton, serta beberapa jenis
tambang lainnya, seperti andesit(44,097,2 ton), bentonit/abu bumi (1.699,16
ton), dan kaolin/feldstar (1.225 ton).
2. Sektor Perindustrian
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang kebijakan perindustrian
nasional di Indonesia yaitumendorong tumbuh kembangnya industri di
daerah.Kebijakan tersebut adalah memfasilitasitumbuhnya industri tersebut.
Berkaitan dengan itu maka dari Kementerian DepartemenPerindustrian yang
diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Alex SW Retraubun, M.Sc. (wakil menteriDepartemen
Perindustrian) didampingi oleh Hamdani (kepala biro kepegawaian) dan SriSundari
(Kapusdiklat Industri) mengadakan kunjungan ke salah satu Perguruan Tinggi di
bawah Departemen Perindustrian yaitu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
Akademi
TeknologiKulit adalah salah satu Perguruan Tinggi Perkulitan satu-satunya di
Indonesia yangmenghailkan Sumber Daya Manusia, SDM tersebut adalah sebagai
fondasi untuk rancang bangun industri nasional 2025 khususnya di bidang
industri kulit.
3. Sektor Perdagangan
Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Tambang Daerah Istimewa
YogyakartaBerdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
100 Tahun2001, Dinas mempunyai fungsi sebagai pelaksana kewenangan Pemerintahan
Daerah di bidang Industri dan perdagangan, kewenangan dekosentrasi serta tugas
pembantuan yangdiberikan oleh Pemerintah Daerah.Untuk melaksanakan fungsi
sebagaimana tersebut di atas, Dinas mempunyai tugas :
- Menyusun rencana kegiatan Dinas sesuai dengan Rencana strategis PemerintahDaerah
- Merumuskan kebijakan teknis di bidang Industri dan Perdagangan
- Memberikan izin usaha di bidang Industri dan Perdagangan kewenangan Propinsidan melaksanakan pelayanan umum
- Melaksanakan pembinaan usaha Industri dan Perdagangan lintas kewenangan propinsi
- Memfasilitasi penyelenggaraan Industri dan Perdagangan pemerintah Kabupaten/Kota
- Membrdayakan sumberdaya aparatur dan mitra kerja di bidang Industri danPerdagangan
- Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan
4. Sektor Kerajinan
1. Batik
Batik adalah salah satu kerajinan khas Indonesia terutama
daerah Yogyakarta.Batik yogyaterkenal karena keindahannya, baik corak maupun
warnanya.Seni batik sudah ada diturunkanoleh nenek moyang, hingga saat ini
banyak sekali tempat-tempat khusus yang menjual batik ini.Perajin batik banyak
terdapat di daerah pasar ngasem dan sekitarnya.
2. Perak
Kerajinan perak di Yogyakarta terkenal karena
kekhassannya.Kerajinan ini berpusat diKotaGede, dimana hampir seluruh
masyarakat di daerah ini menjadi pengrajin dan penjual perak, banyak para
wisatawan yang datang ke tempat ini bila hendak membeli kerajinan perak.
3. Wayang
Seni wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya
jogjakarta, para pengrajin maupun pendalang sudah diwariskan secara turun
temurun. Pengarajin wayang banyak terdapat didaerah pasar ngasem, bahan-bahan
dari wayang ini terbuat dari kulit sapi atau kerbau,sehingga tidak mudah rusak
dan awet. Wayang mudah di dapat juga di daerah sepanjang Malioboro.
C. Sistem Kemasyarakatan
1. Sistem Kekerabatan
Sistem
kekerabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral (garis keturunan
diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu). Di daerah Yogyakarta
bentuk kerabat disebut alur waris (sistem trah), yang terdiri dari enam sampai
tujuh generasi.
2. Sistem Perkawinan
Pada
jaman dahulu sistem perkawinan biasanya menggunakan darah keturunan. Pada jaman
dahulu, biasanya para raja-raja dalam suatu kerajaan yang memerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta saat itu melakukan sistem pernikahan berdasarkan pada garis
ningrat. Jadi dapat dijelaskan pada masa itu, para pemimpin terbesar kerajaan
melakukan sistem perkawinan berdasar pada garis keturunan. Namun hal itu tidak
mengartikan akan adanya sebuah kasta atau tingkatan derajat sosial di
dalamnya.Namun bagi para masyarakat biasa, atau sekelompok orang yang berasal
bukan dari garis keturunan ningrat, maka mereka hanya menerapkan sistem
perkawinan berdasarkan pada prinsip keturunan bilateral biasa, tanpa
memperdulikan garis keturunan istimewa (ningrat).
Adapun
beberapa tata cara yang digunakan dalam upacara adat perkawinan dalam suku
jawa, yaitu Yogyakarta sebagai berikut:
1. Nontoni
Nontoni (bahasa Jawa) adalah upacara
untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan
nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan
kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka
sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya. Agar ada gambaran siapa
jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara ini
diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akandiperjodohkan
telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil
menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan
secara rahasia. Setelah hasil nontoni ini memuaskan, siperjaka sanggup menerima
pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah diantara orang tua untuk
lamaran.
2. Upacara Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara
pria dan wanita yang akan menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal,
jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada
seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini
bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.Pada
hari yang telah ditetapkan, utusan dari calon besan dengan membawa oleh-oleh.
Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang yang dipikul oleh empat orang
pria.Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain: Jadah,
wajik, Rengginang dan sebagainya.Menurut naluri makanan tersebut mengandung
makna sifat dari bahan baku ketan yang lengket dan diharapkan kelak kedua
pengantin dan antar besan tetap lengket. Setelah lamaran diterima kemudian
kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara
peningsetan.Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari
pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari
ijab pernikahan.
3. Peningsetan
Kata peningsetan (bahasa Jawa) adalah dari kata dasar
singset yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang
tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri. Menurut tradisi peningset
terdiri dari: kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang
yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan pada kemampuan
ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh,
pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul
tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi
dengan Gending Nala Ganjur.Biasanya penentuan hari baik pernikahan
ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.
4. Upacara Tarub
Tarub (bahasa Jawa) adalah hiasan janur kuning yang dipasang
tepi tratag yang terbuat dari bleketepe.Pemasangan tarub biasanya
dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin yaitu satu hari
sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
5. Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria
kepada keluarga pengantin putri, satu sampai dua hari sebelum pernikahan. Calon
pengantin pria ini akan ditempat kan dirumah saudara atau tetangga dekat.
Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan,
sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria
sudah siap dit3empat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.
6. Siraman
Upacara Siraman Siraman (bahasa Jawa) memiliki arti
mandi.Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang
mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni.
7. Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (bahasa Jawa)
yang berarti bidadari yaitu putri dari surga yang sangat cantik dan sangat
harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan
jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh
tidur.
8. Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (bahasa Jawa) yang
berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah
mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka
calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.
9. Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai
agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin
perempuan menyerahkan atau menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan
keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan
penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qabul biasanya
dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya
ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat
pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di
catatan pemerintah.
10. Panggih
Panggih (bahasa Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad
nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanakan,.Pengantin pria kembali
ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar
pengantin.Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
D. Sistem Bahasa
Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan tempat bertemunya berbagai etnis dengan latar
belakang kebahasaan yang berbeda-beda sebagai akibat julukan kota pelajar yang
dimilikinya. Kompleksitas situasi kebahasaan di daerah ini sebenarnya
menjadikan kota ini sebagai area yang kaya akan permasalahan kebahasaan. Hanya
saja sampai sekarang ini belum ada ahli yang ingin atau berminat untuk secara
serius mnggelutinya. Pada kesempatan ini dalam rentang waktu yang sangat
terbatas saya akan mencoba untuk menelusuri seluk-beluknya
1.
Bahasa Jawa
Sekurang-kurangnya
ada empat ragam bahasa Jawa yang digunakan di daerah ini. Adapun keempat ragam
itu adalah bahasa Jawa Ngoko, bahasa Jawa Krama, bahasa Jawa Madya, dan bahasa
Jawa Indah. Masing-masing varian ini oleh orang yang lebih ahli atau mumpuni
masih memungkinkan untuk dibagi-bagi menjadi berbagai subvarian sehingga
ragam-ragam bahasa Jawa ini menjadi sangat rumit.
Pada
masa sekarang disinyalir varian ragam-ragam bahasa Jawa ini sudah banyak yang
hilang, atau tidak dikuasai lagi oleh generasi yang lebih muda. Saat ini dalam
situasi bilingual yang diglosik bahasa Jawa merupakan bahasa atau varian (L)
yang digunakan oleh para pemakainya dalam situasi yang tidak formal.
Orang-orang yang telah memiliki hubungan yang akrab biasanya menggunakan bahasa
Jawa ragam ngoko. Orang-orang yang belum memiliki hububungan yang akrab
menggunakan bahasa krama. Tentang bentuk krama mana yang menjadi pilihan masih
ditentukan lagi oleh derajat keakraban penutur dengan lawan tutur.
Faktor-faktor sosial seperti umur, jenis kelamin, status sosial, asal
kedaerahan atau tempat tinggal, dan sejumlah faktor lain yang cukup pelik amat
berperanan dalam hubungan ini.
Bahasa
Jawa formal atau baku lebih terbatas lagi pemakaiannya. Bahasa Jawa ini
digunakan dalam situasi formal, dalam tulis-menulis, pidato, dan
upacara-upacara resmi kedaerahan. Agaknya ada sedikit perbedaan antara Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kota Madya Surakarta di dalam menentukan laras baku
bahasa jawa. Daerah Istimewa Yogyakarta memilih ragam krama, sedangkan Kodya
Surakarta (dapat) menggunakan ragam ngoko.
2.
Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia ragam formal digunakan di dalam situasi situasi yang resmi, seperti
rapat-rapat resmi, surat-menyurat dinas, pendidikan, siaran radio dan televisi
baik pemerintah maupun swasta, dsb. Kota Yogyakarta sebagai pusat administrasi
pemerintahan daerah tingkat satu dan kota pelajar dengan berbagai tempat
pendidikan formal maupun informal mengakibatkan semakin bertambahnya ranah
pemakaian bahasa Indonesia formal. Sementara itu, sebagai kota pelajar
mengakibatkan wilayah perkotaan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman, Bantul,
dan Kota Madya didatangi oleh berbagai pelajar dari seluruh penjuru tanah air
mengakibatkan bahasa Indonesia dapat leluasa mengembangkan peranannya sebagai
bahasa nasional, baik ragam formal maupun informalnya.
Ragam
informal bahasa Indonesia
juga berkembang luas di perkotaan. Anak-anak yang
tidak menguasai bahasa Jawa menggunakan bahasa Indonesia informal di dalam
berkomunikasi dalam situasi tak resmi. Untuk mereka, dapat dikatakan bahasa
Idonesia merupakan bahasa ibu mereka. Sementara itu, orang-orang yang lebih
dewasa, karena bahasa Jawa merupakan bahasa pertamanya, bahasa Indonesia
informalnya sering kali terinterferensi dalam berbagai tatarannya (fonologi,
gramatika, dan leksikon) oleh bahasa pertamanya itu.
Banyaknya
sekolah dan perguruan tinggi besar dan kecil yang sebagaian besar mewajibkan
kuliah bahasa Indonesia di kota Yogyakarta, secara langsung mengakibatkan
berkembangnya pemakaian bahasa Indonesia ragam ilmiah. Diskusi-diskusi dan
pertemuan ilmiah baik yang berskala lokal maupun nasional diselenggarakan di
tempat ini. Buku-buku teks hasil karya ilmuan dari berbagai disiplin keilmuan
dipublikasikan oleh berbagai penerbit yang cukup banyak jumlahnya. repertoire
bahasa Indonesia di perkotaan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
repertoire bahasa Jawa. Semua repertoire itu berkembang secara seimbang.
E. Sistem Kesenian
Ada
banyak kesenian tradisional di Jogjakarta atau Jawa.Berikut ini beberapa
kesenian jawa tradisional Jawa, yang juga merupakan budaya Kesenian Yogjakarta.
a.
Wayang
Wayang dalam bentuk yang asli merupakan kreasi budaya orang
Jawa yang berisi berbagai aspek kebudayaan Jawa.Wayang sudah ada jauh sebelum
masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia.Pada jaman Neolitikum pertunjukan wayang
awalnya terdiri atas upacara-upacara keagamaan yang berlangsung di malam hari
untuk persembahan kepada “Hyang”.Pertunjukan wayang ceritanya menggambarkan
jiwa kepahlawanan para nenek moyang yang ada dalam mitologi.
Pada masa sekarang pertunjukan wayang sudah sangat berbeda
jika dibandingkan dengan pertunjukan yang sama dimasa lampau. Dahulu wayang
digambarkan sesuai dengan wajah nenek moyang.
Orang Jawa gemar sekali menonton wayang karena ceritanya
berisi pelajaran-pelajaran hidup yang sangat berguna yang dapat dijadikan
pedoman dan tuntunan di dalam menjalani hidup di masyarakat. Berdasarkan cerita
dan penyajian kira-kira ada 40 jenis wayang yang ada di Indonesia, diantaranya
wayang beber, wayang klithik, wayang kulit, wayang krucil dan wayang thengul
atau wayang golek. Pementasan wayang selalu diiringi dengan musik gamelan.
1.
Wayang Kulit
Wayang kulit biasanya dibuat dari kulit kerbau atau kulit
lembu.Wayang kulit kini telah menjadi warisan budaya nasional dan sudah sangat
terkenal di dunia sehingga banyak orang asing yang datang dan mempelajari seni
perwayangan.Pertunjukan wayang kulit sampai saat ini tetap digemari sebagai
tontonan yang menarik, biasanya disajikan semalam suntuk.
2.
Wayang Wong
Wayang Wong berarti wayang yang diperankan oleh manusia.
Ceritanya juga hampir sama dengan cerita-cerita pada wayang kulit namun
dalangnya disamping sebagai piñata cerita tetapi juga sekaligus sebagai
sutradara panggung.
3.
Wayang Thengul/Wayang Golek
Wayang Thengul/Wayang Golek adalah wayang berbentuk boneka
dari kayu.ceritanya berasal dari kisah Menak. Orang suka menonton wayang ini
karena gerakan-gerakan boneka kayu yang didandani persis manusia ini sangat
mirip dengan gerakan orang.
4.
Wayang Klithik
Wayang ini dibuat dari kayu papan dan nama ini berasal dari
suara klithik-klithik sewaktu dimainkan dan biasanya ceritanya adalah
Damarwulan.
b.
Langen Mandra Wanara
Langen Mandra Wanara yang merupakan kombinasi antara
berbagai jenis tarian, embang, drama dan irama gamelan adalah salah satu bentuk
kesenian tradisional Yogyakarta.Karakteristik tarian ini adalah para penarinya
berdiri dengan lutut atau jengkeng sambil berdialog dan menyanyi
‘mocopat’.Cerita langen mandra wanara diambil dari kisah ramayana dengan lebih
banyak menampilkan wanara/kera.
c. Kethoprak
Kethoprak adalah kesenian tradisional yang penyajiannya
dalam bahasa Jawa ceritanya bermacam-macam berisi dialog tentang sejarah sampai
cerita fantasi serta biasanya selalu didahului dengan tembang Jawa. Kostum dan
dandanannya menyesuaikan dengan adegan dan jalan cerita serta selalu diiringi
dengan irama gamelan dan keprak.
d. Karawitan
Musik gamelan tradisional Jawa yang dimainkan oleh
sekelompok Wiyaga dan diiringi oleh nyayian dari Waranggono dan Wiraswara
biasanya disebut ‘Uyon-uyon’, sedangkan kalau tanpa diiringi oleh nyayian dari
Waranggono atau Wiraswara disebut ‘Soran’.
e. Jathilan
Merupakan tarian yang penarinya menggunakan kuda kepang dan
dilengkapi unsur magis.Tarian ini digelar dengan irinhgan beberapa jenis alat
gamelan seperti Saron, kendang dan gong.
f.
Sendratari Ramayana
Salah satu sendratari yang terkenal adalah sendratari
Ramayana. Sendratari Ramayana mempunyai keistimewaaan tersendiri karena
ceritanya mengisahkan antara pekerti yang baik (ditokohkan oleh Sri Rama dari
negara Ayodyapala) melawan sifat jahat yang terjelma dalamdiri Rahwana
(Maharaja angkara murka dari negara Alengka)
Sendaratari Ramayana dipentaskan di Panggung Terbuka
Prambanan secara rutin pada bulan Meisampai Oktober, masing-masing dalam 4
(empat) episode yaitu :
Episode satu: Hilangnya Dewi Shinta
Episode dua:Hanoman Duta
Episode Ketiga:Kumbokarno Leno atau
gugurnya Pahlawan Kumbokarno
Episode Keempat: Api suci
Apabila ingin menyaksikan ceritera Ramayana secara ringkas
(full story), dapat menonton di Teater Tri Murti Prambanan pada setiap hari
selasa, rabu, dan kamis. Alternatif lain bagi mereka yang ingin menonton
Sendratari Ramayana di kota Yogyakarta, beberapa tempat yang menyajikan
diantaranya di Jl. Brigjen Katamso (Pura Wisata dan Ndalem Pujokusuman).
h. Tari Kreasi Baru
Seni Tari dan seni Karawitan Jawa berkembang terus dengan
munculnya tata gerak tari (koreografi) dan iram-irama baru.Salah seorang
perintis tari kreasi baru adalah seniman Bagong Kusudiarjo, padepokannya
terletak di daerah Gunung Sempu, Kabupaten Bantul.
F. Sistem Pengetahuan
Unsur
ini termasuk penting,jika tidak adanya pengetahuan yang memadai maka budaya
tersebut tidak akan tercipta apalagi berkembang.pengetahuan sangat berguna
untuk memicu timbulnya ide-ide yang baru dan kreatif sehingga budaya tersebut
dapat dipertahankan.
Sistem
pengetahuan masyarakat di Yogyakarta sudah sangat bagus. Pengetahuan
masyarakatnya sudah sangat modern. Namun sistem pemikiran masyarakatnya tentu
sangat beragam (setiap orang tidak mempunyai pengetahuan yang sama).
G. Sistem Religi
Masyarakat
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sistem religi kepada agama dan
sistem kepercayaan yang bersifat animisme dan dinamisme, contohnya saja di kota
Yogyakarta terdapat ritual yang dinamakan; Sekaten, Gerebek Maulid, Masangin.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Unsur
budaya adalah suatu hal yang membentuk dan merupakan hal yang penting agar
budaya tersebut dapat terbangun,tanpa unsur-unsur tersebut,mungkin budaya yang
ada saat ini tidak akan berkembang dengan cepat.Unsur budaya terbentuk secara
alami dan dari kesadaran manusia itu sendiri,Karena untuk memenuhi
kebutuhannya,secara tidak langsung manusia berpikir dan akhirnya terciptalah
unsur-unsur kebudayaan yang ada saat ini.Unsur budaya bisa dikembangkan di masa
mendatang,dengan cara melestarikan budaya tersebut,dan terus menggali potensi
dari setiap unsur-unsur budaya yang ada.
B. Saran
Kita
harus menjaga Kebudayaan Kita karena itu merupakan harta berharga bagi
kita.Dengan kebudayaan Kita dapat mempertahankan kebiasaan asli bangsa Kita.
Apabila kita sebagai masyarakat memegang teguh kebudayaan maka perubahan dari
luar pun tidak akan mudah masuk pada kebudayaan asli kita.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah.Zuliyani 1997 Ensiklopedia Suku Bangsa di
Indonesia.jakarta: LP3ES koentjaraningrat 1971 manusia dan kebudayaan di
Indonesia.jakarta: DjambatanMelalatoa,M. junus 1997 Ensiklopedi suku bangsa di
Indonesia. Jakarta: departemen pendidikan dan kebudayaan
Indonesia's Population: Ethnicity and
Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 28
April 2003. ISBN 9812302123
No comments:
Post a Comment
Aturan Berkomentar :
1. Menggunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang Berkomentar spam, flood, junk, iklan, sara, sex dsb.(Komentar Akan Saya Hapus)
3. Silahkan gunakan OpenID untuk mempermudah blogwalking